- Remaja Sange -
Malam itu sebelum ujian, dia membuat kertas
contekan. Keesokan harinya, saat ujian, dengan perlahan-
lahan dan jantung berdebar-debar, Yuki membuka kertas
contekan tersebut. Guru pengawas saat itu adalah Pak Dodo,
merupakan guru olahraga di sekolahnya. Pak Dodo terkenal
sebagai ‘guru killer’ di sekolah itu, tak jarang murid-murid di
sana di hukum dengan sangat kejam apabila berbuat
kenakalan. Pak Dodo berwajah seperti Tarzan Srimulat.
Walaupun sudah berumur 50an, tubuhnya tetap tegap bak
prajurit karena sering berolahraga. Tanpa di sadari oleh Yuki,
Pak Dodo melihat perbuatannya yang mencontek saat ujian.
Tapi bukannya menegur, Pak Dodo mengeluarkan sesuatu dari
tasnya. Ternyata itu adalah sebuah HP yang ada kameranya,
dan dengan kamera HP itu, dia merekam perbuatan Yuki yang
mencontek saat ujian secara diam-diam sambil pura-pura
melihat ke layar HP seolah-olah ada SMS yang masuk. Yuki
yang tidak sadar sedang direkam justru merasa aman karena
Pak Dodo dikiranya sedang lengah dengan SMS. Ia pun buru-
buru mengingat jawaban dari kertas contekan itu dan
memindahkannya ke kertas jawaban.
“Hhhuuufff…!” ia bernafas lega dan juga dikejar perasaan
berdosa saat berhasil memasukkan kembali kertas
contekannya ke bawah jam tangannya.
Siang hari setelah ujian hari itu selesai, Yuki menghela nafas
panjang. Sepanjang waktu ujian, jantungnya berdetak sangat
kencang karena dia takut tertangkap basah mencontek. Ketika
sedang menunggu jemputan di depan, tiba-tiba Ayu, salah
seorang teman sekelasnya datang menghampiri dan
menegurnya.
“Eh Ki, lo dipanggil Pak Dodo tuh” kata Ayu.
“Ada apa Yu?” tanya Yuki.
“Mana gue tau, gue cuma disuruh Pak Dodo manggil lo” kata
Ayu.
“Waduh….apa gue ketahuan ya?” tanya Yuki dalam hati
dengan was-was.
Dengan tegang Yuki bergegas menuju ke ruangan Pak Dodo.
Sebagai guru olahraga, Pak Dodo memiliki ruangan khusus di
samping gudang tempat menyimpan alat-alat olahraga. Tok…
Tok… Tok…Yuki mengetuk pintu ruangan itu
“Siapa?” tanya Pak Dodo.
“Saya Yuki pak” kata Yuki.
“Masuk!” perintah Pak Dodo.
“Bapak memanggil saya?” tanya Yuki.
“Oh iya, silakan duduk” kata Pak Dodo.
“Kamu yang bernama Yuki Kato?” tanya Pak Dodo.
“Iya pak” kata Yuki.
“Nampaknya kamu sibuk sekali syuting ya, sampai-sampai
gak sempat belajar?” kata Pak Dodo.
“Iya, cukup sibuk belakangan ini, memangnya kenapa pak?”
tanya Yuki.
Lalu Pak Dodo mengeluarkan HPnya,
“Lihat ini!” Pak Dodo menunjukkan video yang merekam Yuki
saat mencontek yang membuat matanya membelakak dan
jantungnya seolah berhenti berdetak.
“Kamu tahu hukuman murid yang ketahuan mencontek saat
ujian? Dia tidak boleh ikut ujian berikutnya. Berarti kamu pasti
tidak naik kelas. Dan yang gawat…bagaimana kalo
infotainment tahu soal ini, bisa bahaya karir kamu!” kata Pak
Dodo dengan pelan namun mengancam.
“Pliss pak…iya saya mengaku salah, saya udah terlalu capek
sampai gak keburu belajar untuk ujian, tapi tolong…jangan
laporkan soal ini” kata Yuki memohon pada Pak Dodo yang
dibalas dengan semyuman penuh kemenangan oleh pria itu.
“Baik…tenanglah Yuki….Bapak mengerti masalah kamu, dan
bapak tidak akan melaporkan kamu, asal…” kata Pak Dodo
sambil mendekati Yuki.
“Asal apa pak?” tanya Yuki, suaranya bergetar dan matanya
berkaca-kaca, ia sudah skak mat, tidak tahu harus
bagaimana.
“Kamu tahu, Bapak juga diam-diam jadi penggemar kamu,
sudah lama Bapak menginginkan kamu, dan sekarang saat
yang tepat. Kamu harus melayani Bapak sampai puas, kalo
tidak Bapak akan berikan ini ke Kepsek. Dan kalau tersebar ke
pers karirmu bakal terancam loh” kata Pak Dodo.
Mata Yuki terbelalak mendengar permintaan gila gurunya itu,
ia tidak menyangka gara-gara nyontek harus sampai begini.
Ciuman aja belum pernah apalagi harus bercinta dengan
gurunya lagi.
“Tapi saya belum pernah gituan pak?” Yuki mencoba menolak.
“Hahaha…masa sih, kamu kerja jadi artis masa ga pernah
gituan sama produser, sutradara, atau aktor lain? Hehehe”
“Bener Pak, saya gak pernah terima tawaran kaya
gituan..saya bukan artis seperti itu, tolong Pak jangan begini!”
Yuki memohon dan air matanya mulai menetes.
“Hahaha…bapak ga bilang gitu kok, ya udah, kalo gitu biar
bapak aja yang ajarin. Pokoknya kamu cuma nurutin kata
bapak? Siapa tau nanti-nanti kamu bisa godain mereka
supaya tambah baik karir kamu hahaha” kata Pak Dodo.
“Nggaaakkk!!” Yuki menjerit sambil menangis.
“Ssstttt!!!” Pak Dodo menempelkan telunjuk di depan bibirnya,
“kalau ada yang tau kamu tau akibatnya gimana?”
Yuki baru sadar hal itu dan segera terdiam dan sesegukan. Di
tengah kebingungannya, Pak Dodo mendekati artis muda itu
dan mengelus pipinya.
“Jangan pak…saya gak mau” kata Yuki sambil menepis
tangan Pak Dodo.
Karena nafsu yang sudah membumbung tinggi, Pak Dodo pun
menarik tangan Yuki sehingga Yuki berdiri dari duduknya.
“Pokoknya kamu turutin aja mau bapak biar kita sama-sama
enak.” kata Pak Dodo sambil menghempaskan badan Yuki
kembali ke kursi.
Tak ada pilihan lain bagi Yuki selain menuruti nafsu bejat
gurunya itu. Yuki pun hanya memalingkan wajahnya ketika
Pak Dodo mulai melepaskan kancing seragamnya satu per
satu. Setelah semua kancingnya terlepas, Pak Dodo menarik
kaos dalamanya keatas hingga terlihat BHnya yang berwarna
krem. Tanpa permisi lagi dia meremas kedua buah dada Yuki
yang masih tertutup BH itu. Yuki hanya bisa meringgis
merasakan setiap remasan Pak Dodo.
“Sudah pak…saya mohon hentikan” iba Yuki yang dibalas
dengan sebuah tamparan di wajah Yuki.
Plaaakkk…
“Lonte…jangan sok jual mahal ya!!” kata Pak Dodo dengan
pitam, “jangan paksa Bapak main kasar…sekarang kamu buka
semua baju lo atau tak sobek-sobek, kamu pilih yang mana”
lanjutnya.
Apabila seragamnya di sobek-sobek Pak Dodo, berarti dia
pulang bugil, maka dengan terpaksa, Yuki pun mulai melepas
pakaiannya satu per satu hingga tinggal BH dan CD nya saja.
Pak Dodo melihat dengan takjub kemolekan muridnya ini yang
masih begitu muda dan menggiurkan. Melihat Pak Dodo
menatapnya dengan nanar, Yuki mencoba menutupi daerah
kemaluannya walaupun usahanya sia-sia. Pak Dodo menatap
tubuhnya Yuki seakan-akan siap untuk disantap.
Pak Dodo berjalan memutari tubuh Yuki sambil berdecak
kagum akan kemolekan tubuhnya artis muda itu. Sudah lama
dia memperhatikan Yuki, dia selalu membayangkan tubuh
putih mulus Yuki, tubuh seorang artis sinetron. Saat ada di
belakang Yuki, Pak Dodo mengelus punggungnya. Yuki
tersentak kaget, belum pernah ada yang menyentuhnya seperti
ini.
“Jang… an…” belum sempat Yuki menyelesaikan kalimatnya,
Pak Dodo sudah menggenggam kedua buah dada Yuki dari
belakang.
Yuki coba berontak, tapi Pak Dodo langsung mendekap
tubuhnya.
“Akhirnya Bapak bisa menikmati tubuhmu Yuki, dari dulu
Bapak cuma ngebayangin sambil ngocok di depan TV waktu
kamu tampil, sekarang bapak bisa nikmatin sepuasnya.
Hehehe…” kata Pak Dodo.
Yuki hanya bisa memjamkan mata. Dia tak bisa
membayangkan apa yang akan diperbuat gurunya itu. Melihat
Yuki yang sudah tak berontak lagi, tubuh Yuki dibalikkan
hingga sekarang mereka saling berhadapan. Dengan secepat
kilat Pak Dodo mencaplok bibir manis Yuki, bibir yang masih
segar, merah merekah, karena belum pernah dijamah laki-laki
manapun. Mendapat serangan dadakan itu Yuki pun
gelagapan.
“Mmmphhh… mmmphhh…” dia berusaha menghindari mulut
Pak Dodo yang beraroma rokok kretek yang biasa dia hisap.
Bau tak sedap yang keluar dari mulut Pak Dodo membuat
Yuki berontak, dia berusaha melepaskan pelukan Pak Dodo.
Tapi apalah artinya seorang perempuan seperti Yuki melawan
Pak Dodo yang lebih kekar. Pak Dodo mulai memainkan
lidahnya bahkan menghisap lidah Yuki. Tampak sekali Yuki
kewalahan menghadapi ciuman buas Pak Dodo yang tentu
saja lebih pengalaman. Tiba-tiba Pak Dodo menarik tali BH
Yuki ke bawah hingga terpampang dua buah dada Yuki yang
masih mulus yang belum terjamah tangan-tangan nakal
manapun. Walaupun tidak terlalu besar, tapi proporsional
dengan tubuhnya hingga manambah kemolekan tubuh Yuki.
Yuki tersentak kaget, secara refleks dia berusaha menutupi
kedua buah dadanya. Tapi tangan Pak Dodo segera membuka
tangan Yuki. Yuki berusaha melawan, tapi tenaganya tidak
kuasa menahan Pak Dodo yang sedang bernafsu ingin
melahap buah dadanya. Sambil menahan tangan Yuki agar
tidak menutupi buah dadanya itu, Pak Dodo langsung melahap
kedua buah dada gadis itu secara bergantian bagai seorang
anak kecil yang sedang mengemut permen. Dihisap dalam-
dalam buah dadanya Yuki sambil sesekali menjilati putingnya.
Yuki hanya bisa meringgis menahan sakit sekaligus
kenikmatan yang belum pernah dirasakannya. Nampak sekali
Yuki yang belum pengalaman mulai takluk dari Pak Dodo yang
sudah sarat pengalaman.
“Ampun… pak… sudah…” rintih Yuki yang tak digubris Pak
Dodo yang sudah terbakar nafsu.
Renggekan Yuki malah semakin manambah nafsu Pak Dodo
hingga menghisap buah dada Yuki semakin dalam, akibatnya
timbul noda kemerahan di buah dada Yuki. Puas dengan buah
dadanya Yuki, Pak Dodo berdiri hingga muka Yuki tepat
berada di kemaluannya. Tanpa malu-malu lagi dia meloroti
celana training yang biasa dia pakai sebagai guru olahraga
berikut celana dalamnya. Maka tersembulah senjata maut Pak
Dodo yang sudah berdiri tegak.
“Nah Yuki, coba kamu pegang punya bapak ini” perintah Pak
Dodo.
“Gak ah pak, jijik” tolak Yuki menggelengkan kepala
Penolakan gadis itu membuat Pak Dodo naik pitam lagi. Dia
mengangkat tangannya seolah-olah ingin menampar Yuki.
“Ampun pak, iya saya pegang” kata Yuki ketakutan.
Dengan gemetar sambil menahan rasa jijik, Yuki
menggerakkan tangannya memegang penisnya Pak Dodo. ini
pertama kalinya Yuki memegang penis laki-laki yang
sebelumnya hanya dilihat di gambar-gambar porno atau film-
film porno.
“Nah gitu dong, jadi anak manis, Yuki sayang. hehehe”
sambut Pak Dodo.
“Sekarang gerakkan tangan kamu, kocok yang enak” perintah
Pak Dodo. Yuki menuruti permintaan Pak Dodo sambil
menahan rasa jijik.
“Ahhh… Enak tenan…” Pak Dodo mulai menikmati kocokan
Yuki.
“Sekarang masukin ke mulut lo!” perintah Pak Dodo.
Yuki terperanjat, ini saja baru pertama kalinya dia memegang
alat vital laki-laki, sekarang dia harus memasukkannya ke
dalam mulutnya. Yuki merasa tambah jijik, apalagi penis itu
mengeluarkan bau tak sedap yang membuatnya mau muntah.
“Dibilang masukin, kok bandel ya!” Pak Dodo mulai tak sabar,
tangannya memegang belakang kepala Yuki, lalu ditariknya
kepala tersebut hingga penisnya langsung masuk ke dalam
mulutnya Yuki. Ditekannya kepala Yuki hingga penisnya
masuk seluruhnya.
“Mmmppphhh…” Yuki berusahan melepaskan diri tetapi Pak
Dodo menahannya dengan semakin menekan kepala Yuki lebih
dalam.
Akhirnya Pak Dodo melepaskan kepala Yuki yang membuat
Yuki lega bisa bernafas lagi.
“Ampun pak, jangan lagi” renggek Yuki dengan berlinang air
mata.
“Hehehe, lama-lama juga lo terbiasa” kata Pak Dodo dengan
raut wajah mengejek Yuki.
“Ayo masukin lagi. Apa lo mau bapak paksa lagi?” perintah
Pak Dodo.
Karena tidak punya pilihan lagi, maka Yuki dengan terpaksa
kembali memasukkan penis Pak Dodo ke dalam mulutnya.
“Nah gitu dong dari tadi, sekarang oral Yuk!” perintah Pak
Dodo. Yuki diam saja, dia belum pernah melihat alat kelamin
laki-laki apalagi mengoralnya.
“Kamu belum pernah ya? Sini bapak ajarin” lalu Pak Dodo
memegang kepala Yuki dan bergerak maju mundur hingga
penisnya keluar masuk mulut Yuki.
“Nah sekarang kamu coba lakukan” perintah Pak Dodo.
Yuki pun menggerakkan kepalanya hingga penisnya Pak Dodo
keluar masuk dengan menahan rasa jijik.
“Hahaha, kamu emang cepat belajarnya…sekalian isep dong!”
perintah Pak Dodo.
Di bawah ancaman, Yuki mau tak mau menuruti perintah Pak
Dodo. Guru bejat itu benar-benar menikmati oral yang
dilakukan tapi dia tak mau klimaks dulu, dia masih ingin
menikmati tubuh Yuki. Lalu Pak Dodo menarik penisnya dari
mulut Yuki. Kembali dia mencaplok kedua buah dada Yuki.
Pak Dodo mulai bergerilya dari buah dadanya Yuki ke bawah
menuju perut Yuki. Setibanya di perut Yuki, Pak Dodo menarik
celana dalam Yuki hingga lututnya. Yuki kaget hingga dia
terdorong ke belakang. Untung saja ada kursi tempat yang dia
duduki tadi. Tapi itu membuat Pak Dodo dapat melihat
kemaluan Yuki yang masih ditumbuhi oleh bulu-bulu halus
yang baru tumbuh. Pak Dodo terpana melihat pemandangan
itu hingga membuat dia semakin bernafsu. Tak sabar dia ingin
memasukkan penisnya ke dalam vaginanya Yuki. Tapi dia
ingin bermain sepuasnya dengan tubuhnya Yuki. Dengan
perlahan tapi pasti, dia mulai mendekati selangkangan Yuki.
Yuki berusaha mencegahnya dengan menutupi daerah
kemaluannya itu.
“Tolong jangan Pak….saya masih perawan” Yuki memohon
belas kasihan pak Dodo.
Bagai serigala yang tak kenal ampun pada mangsanya, Pak
Dodo menyibak tangan Yuki, bahkan memelintir tangannya.
“Diem jangan ngelawan, kalo kamu masih ngelawan, ntar
Bapak gampar” kata Pak Dodo dengan keras.
Yuki pun hanya pasrah bahwa dia akan kehilangan
keperawanannya oleh Pak Dodo guru olahraga yang sangat
dia benci itu. Lalu dia manarik celana dalam Yuki hingga
lepas semua. Sekarang bagian bawah Yuki sudah polos tak
tertutup apapun. Lalu Pak Dodo menjauhkan kedua kaki Yuki
hingga daerah intim Yuki semakin terbuka lebar. Langsung
saja dia menjilati bibir vagina Yuki yang membuat pemiliknya
meringgis. Namun, ada sensasi kenikmatan yang belum
pernah Yuki rasakan sebelumnya, sensasi organ
kewanitaannya dirangsang seperti ini, sepertinya
membawanya terbang.
“Enak kan hehehe?” tanya Pak Dodo.
Yuki memejamkan mata, air matanya makin tertumpah, tentu
ia tak mau mengakui bahwa dirinya juga menikmati permainan
lidah Pak Dodo. Dia hanya menahan kedua bibirnya berusah
menahan gelombang kenikmatan yang dialaminya. Tak
mendapat respon dari Yuki, Pak Dodo kembali menjilati
vaginanya Yuki. Kali ini dia memasukkan lidahnya ke dalam
yang membuat Yuki menggelengkan kepalanya sambil
meringgis seperti menahan sesuatu.
Selang beberapa menit kemudian, Yuki merasakan vaginanya
berdenyut-denyut dan ada sesuatu yang tak tertahankan mau
keluar
“Pak… Yuki… mau pipis…stop Pak…stop…aaahhh” Yuki tidak
dapat menahan serangan-serangan Pak Dodo dan akhirnya
“Ahhhh…” Yuki pun berteriak menandakan telah orgasme,
orgasme pertamanya dari laki-laki yang memaksanya
melakukan perbuatan amoral.
“Hehehe, ini bukan pipis, manis, ini namanya orgasme…
ternyata kamu menikmati juga yah. Sekarang kamu telah jadi
lonte, kamu harus siap bapak pakai kapanpun, ngerti?” kata
Pak Dodo kegirangan.
Yuki tertunduk dan tangisannya makin menjadi-jadi menerima
kenyataan dirinya telah dinodai oleh gurunya sendiri. Tiba-tiba
Pak Dodo mencium Yuki yang membuat dia kelabakan karena
nafasnya yang ngos-ngosan sehabis orgasme barusan harus
menerima ciuman dari Pak Dodo hingga membuatnya menjadi
sesak nafas.
“Pak… mmppphh… tunggu… mmppphh… dulu…” minta Yuki.
Permintaan Yuki semakin membuat Pak Dodo melumat habis
mulut Yuki. Karena tak digubris, akhirnya Yuki membiarkan
Pak Dodo melumat mulutnya sedangkan Yuki mencari sela
untuk bernafas. Tiba-tiba Pak Dodo menghentikan aksinya.
“Dah sekarang kamu berdiri!” perintah Pak Dodo.
Dengan gemeteran, Yuki mematuhi perintah Pak Dodo, dia
berdiri dari kursi yang dia duduki. Lalu Pak Dodo menggeser
kursi tersebut dan membalikkan badan Yuki. Lalu badan Yuki
di dorong hingga sekarang dia terlungkup di meja Pak Dodo.
Yuki dapat merasakan sesuatu bergerak di selangkangannya,
dia pun menoleh ke belakang, dan dia melihat Pak Dodo
sedang berusaha memasukkan penisnya ke vaginanya. Yuki
pun tersentak kaget.
“Pliss Pak, jangan…huuu—hhuuuu…” Yuki meronta dan
menangis berusaha menghentikan perbuatan Pak Dodo.
“Dah kamu diam aja, ntar juga ketagihan” balas Pak Dodo.
Akhirnya penisnya Pak Dodo menemukan sasarannya. Ketika
Pak Dodo berusaha memasukkan penisnya lebih dalam, Yuki
hanya bisa meringis menahan sakit karena ada benda padat
memasuki kemaluannya. Dengan perlahan, Pak Dodo
memasukkan penisnya lebih dalam hingga Yuki tidak tahan
untuk menjerit.
“Ampun, sudah Pak… Aaaggghhh…” jeritnya karena sebuah
benda keras memasuki kemaluannya.
Dorongan Pak Dodo terhenti karena penis itu mencapai
dinding keperawanan Yuki. Pak Dodo pun menariknya sesaat
tapi kemudian dia mendorongnya lebih keras lagi.
“Tidaaakkk… Aaaggghhh…” Yuki merasakan rasa sakit yang
luar biasa karena hujaman penis Pak Dodo kali ini berhasil
menjebol keperawanannya.
Darah pun meleleh dari pinggir bibir vaginanya diiringi air
mata Yuki yang meratapi kesuciannya diambil oleh gurunya
tersebut.
“Cup… cup… cup, anak bapak jangan menangis, ntar bapak
beliin permen, hak… hak…” terdengar ledekan Pak Dodo karena
bisa memerawani Yuki.
Yuki diam sesegukan karena kesuciannya telah terenggut.
Lalu Pak Dodo mulai menggerakkan pinggulnya hingga
membuat penisnya keluar masuk vaginanya Yuki. Yuki hanya
bisa meringgis dan mendesah setiap hentakan Pak Dodo.
Lama kelamaan Yuki terbiasa dan mulai menikmati
persenggamaan itu. Tapi dia diam saja karena dia tak mau
menambah kesenangan Pak Dodo. Hentakan demi hentakan
Pak Dodo yang diterima Yuki membuat keduanya berkeringat
dan Yuki merasakan sesuatu akan meledak di kemaluannya.
Suatu sensasi yang belum dia dapatkan sebelumnya. Pak
Dodo menambah sensasi yang dialami Yuki dengan menghisap
jenjang leher Yuki yang membuat Yuki semakin meringgis.
Pak Dodo juga meremas-remas kedua buah dada Yuki dari
belakang. Yuki tak menolak apalagi melawan, dia sudah
hanyut dalam nafsu yang dipancing Pak Dodo. Mulutnya yang
terbuka sangat lebar meronta-ronta dan tampak sangat
menderita, ia hanya tinggal memakai sepatu sport dan kaus
kaki putihnya hingga semakin merangsang pria itu untuk
berbuat lebih ganas. Pak Dodo menggenjotnya lagi dan lagi
dengan tanpa ampun lagi karena ia sudah benar-benar
kesetanan. Pria itu semakin ganas dengan genjotan liarnya,
sampai-sampai suaranya terdengar, clep, clepp, clepp..,
sementara Yuki hanya bisa mengerang kesakitan, dari pinggir
bibir vaginanya nampak darah perawannya berlelehan.
“Aaahhh…aahhh…aahhh!!” desah Yuki, begitu seterusnya
sampai suara teriakannya lebih serak dari yang sebelumnya,
dan ternyata air mata Yuki yang menangis tersedu-sedu
semenjak tadi belum habis juga malah semakin deras
sehingga membasahi payudaranya.
Sambil menggenjotnya, Pak Dodo juga menjilati air mata Yuki,
lalu mengulum mulut gadis itu yang semenjak tadi menganga
itu sampai dia sulit untuk bernapas sampai akhirnya, crott..
Sperma Pak Dodo pun tertumpah di rahim artis muda yang
malang itu.
“Aaahhh…sippp…uueennaakkny a!” erang Pak Dodo sambil
berkelojotan kenikmatan.
Entah mengapa, mungkin karena kelelahan diperkosa hingga
Yuki pun tak sadarkan diri. Nafsu Pak Dodo belumlah reda, ia
terpesona melihat tubuh telanjang Yuki yang sudah terkulai
lemas dan bercucuran keringat itu, maka kembali pria itu
mengerjainya kembali selagi dia pingsan. Pak Dodo mengisap-
hisap sambil sedikit menggigit dan menarik putingnya ke atas
saking gemasnya hingga akibatnya kedua payudara Yuki kini
memerah, tetapi ia tidak mempedulikannya sama sekali.
Pria itu melihat jam tangannya, waktu telah menunjukkan
pukul 13:05 WIB, berarti ia tadi telah mengerjainya selama
hampir dua jam, wajar jika dia sekarang pingsan, mungkin
juga pada jam ini Yuki sudah seharusnya pulang sekolah.
Untuk mengantisipasi hal ini, Pak Dodo mengambil ponsel
Yuki, ia menulis SMS pada mama Yuki yang isinya, ‘hari ini
agak telat Ma, jemputnya nanti aja jam 2.30’. Setelah itu, ia
memutuskan untuk beristirahat dulu sambil minum untuk
memulihkan tenaganya yang sudah lumayan habis dan untuk
mempersiapkan diri pada sesi berikutnya. Kemudian
menggelar matras di tengah ruangan itu dan dipapahnya
tubuh Yuki dan diletakkan di atasnya. Dengan seringai mesum
di wajahnya ia tuangkan segelas air ke wajah gadis itu. Yuki
pun perlahan memperoleh kembali kesadarannya karena
siraman air. Pak Dodo yang tenaganya sudah kembali pulih,
segera saja menuju target yang belum pernah ia jamah dari
tadi yaitu anusnya. Dan akhirnya posisinya telah dirasa pas
untuk melakukan posisi doggy style. Setelah mendapatkan
posisi yang tepat, pertama-tama pria itu menjilati dan
menusuk-nusuk anus Yuki dengan lidahnya dengan ganasnya
dan rasanya benar-benar nikmat sekali. “Aduuhh!! Aahh!!
Pak…jangan Pak, jangan disitu!” erang Yuki.
Entah mengapa Yuki tampak menderita sekali, padahal pria itu
belum melakukan apa-apa, hanya sebatas menjilati sambil
menusuk-nusuk anusnya dengan lidah dan jari. Tapi peduli
apa, justru dengan dia meronta-ronta seperti itu akan
membuat nafsu pria itu semakin meledak. Tanpa pikir panjang
lagi, Pak Dodo langsung mengambil posisi untuk
menyetubuhinya lagi, kali ini lewat anal. Pertama-tama ia
menancapkan sepertiga batangnya dulu di anus yuki. Karena
anus gadis itu benar-benar kecil dan masih perawan maka ini
akan cukup sulit, pikir pria itu. Tiba-tiba terdengar rontaan
Yuki.
“Ampuun Pak! Mau diapakan saya!! Jangan di situ! Sakit!!”
Tanpa peduli sedikit pun dengan apa yang diucapkan Yuki,
Pak Dodo mulai kembali mencoba menerobos anus Yuki.
Didorong masuk kemudian dikeluarkan lagi, dan terus ia
lakukan itu sampai anus Yuki menjadi sedikit licin dan
longgar. Karena akhirnya agak jengkel dan bosan untuk
menunggu lebih lama lagi, maka Pak Dodo pun menerobos
liang anus Yuki dengan sekuat tenaga. Slackk!! Scrrct!!
“Uuookkhh!! Khaakkhh!! Ahhgghh!!”, jerit Yuki dengan tubuh
berkelejotan.
Yuki tampak benar-benar menderita, dan pria itu juga sudah
merasakan ada sesuatu yang sobek, maka ia teliti anus gadis
itu untuk memastikannya dan ternyata benar, darah segar
sudah mengucur deras dari liang anusnya. Pak Dodo kembali
mengambil celana dalam Yuki untuk membersihkan darah dari
anusnya. Darahnya benar-benar banyak, mungkin karena liang
anusnya terlalu kecil. Dan setelah memastikan liang anus Yuki
telah terasa licin dan mulai nikmat untuk digarap, langsung
saja Pak Dodo kembali menggenjot gadis itu dengan sodokan-
sodokannya yang ganas. Yuki hanya bisa menangis tersedu-
sedu dan memohon untuk segera dipulangkan ke rumahnya
karena mungkin orang tuanya sekarang sudah mulai
mencemaskan dirinya yang belum pulang dari sekolah.
“Enngghh.. Enngghh.. sudah Pak..saya mohoon..saya mau
pulang Pak…. Heenngghh.. Engghh..”
“Tenang saja Yuki, Bapak udah kabarkan ke mamamu kalau
pulangnya telat, tidak akan ada yang kuatir, sekarang kamu
nikmati aja dulu!”
Mendengar rintihannya yang terdengar serak dan sangat
menderita itu menyebabkan birahi Pak Dodo justru semakin
naik, dan ia menggenjot anus gadis itu dengan lebih ganas
lagi hingga akhirnya aku menyemburkan spermanya di dalam
anus Yuki. Tangan Pak Dodo juga bergerilya di sekujur tubuh
Yuki, payudara yang menggantung itu diremasinya dengan
gemas.
“Eeeggghh… Pak, Yuki mau keluar lagi!” erang Yuki sudah tak
tahan.
“Yah sudah yuk, keluarin aja kalo gak tahan, hehehe” kata Pak
Dodo tanpa berhenti menggenjot
“Eeeggghh… Pak, Yuki sudah gak tahan… Aaaggghhh…”
akhirnya Yuki mencapai orgasme lagi.
Walaupun Yuki telah klimaks tapi Pak Dodo masih belum
selesai.
“Pak sudah pak…saya mohon…aahh” pinta Yuki.
“Enak aja, saya khan belum keluar, hehehe” jawab Pak Dodo.
Bukannya makin pelan, gerakan Pak Dodo makin kencang
bahkan tak memperdulikan Yuki yang baru saja orgasme.
Tindakan Pak Dodo membuat nafsu Yuki naik lagi. Dia pun
mengimbanginya dengan ikut menggoyangkan pantatnya.
Yakin anak muridnya itu sudah jatuh ke tangannya pria itu
semakin cepat menggoyangkan pantatnya bahkan semakin
lama gerakan mereka semakin tak terkendali.
Selang beberapa menit kemudian akhirnya…
“Aaagghhh…” Yuki akhirnya orgasme kembali, diikuti oleh Pak
Dodo beberapa saat kemudian.
“Gimana Yuk rasanya? Enak? Hehehe” Pak Dodo senang
karena muridnya itu orgasme duluan. Yuki diam saja
menanggapi ledekan Pak Dodo. Ia merasakan nyeri pada anus
dan vaginanya yang baru saja diperawani, darah keperawanan,
cairan orgasme, dan sperma bercampur membasahi kedua
liang senggamanya itu.
“Nah sekarang kamu dah jadi budak seks Bapak, jadi kamu
harus siap Bapak pakai kapan saja, kamu mengerti itu Yuki?”
tanya Pak Dodo.
Yuki mengangguk lemah dan mulai memunguti pakaiannya
yang tercecer.
“Sekarang kamu boleh pulang, tapi kapan pun Bapak minta
kamu harus siap!” perintah Pak Dodo diikuti oleh anggukan
Yuki.
Setelah memakai seragamnya kembali, Yuki pun pulang
dengan kenyataan bahwa sekarang dia telah jadi budak seks
Pak Dodo, guru olahraganya. Suatu perasaan malu dan
terhina kini melandanya, bagaimana gara-gara perbuatan
menyontek telah menyeretnya sejauh ini oleh gurunya yang
bejat itu. Namun di hati kecilnya ia juga menikmati perkosaan
tadi. Sesampainya di rumah ia segera mandi membersihkan
diri dan berusaha menyembunyikan perasaannya di depan
mama dan adik-adiknya.
##############################
Seminggu kemudian
Pak Dodo tersenyum lebar sambil duduk di ruangannya, di
bawahnya Yuki tengah berlutut dan mengulum penis pria itu.
Mata Pak Dodo tertuju pada layar BB di genggamannya yang
sedang memainkan video berisi adegan mandi seorang wanita
yang wajahnya tidak asing lagi karena seorang public figure
“Hehehe…kamu memang murid yang baik Yuki, pokoknya
bapak janji akan memberi nilai bagus untuk olah raga kamu,
selama kamu nurut sama Bapak tentunya!” pujinya sambil
mengelusi rambut gadis yang sedang mengoral penisnya itu.
“Kamu ada nomernya di sini kan?” tanya pria itu lagi.
“Ada Pak cari aja di situ” jawab Yuki melepas penis di
mulutnya.
“Nomer yang masih aktif kan?”
Yuki mengangguk, lalu pria itu kembali mendorong kepalanya
untuk meneruskan oral seksnya. Pak Dodo mencari-cari
nomor dari daftar kontal di BB Yuki.
“Yang ini, benar?” tanya Pak Dodo seraya menunjukkan BB
itu pada nama ‘Kak Bella’
Yuki mengangguk mengiyakannya. Pria itu lalu menyalin
nomer itu ke HP miliknya.
“Maaf Kak Bella, saya terpaksa” kata Yuki dalam hatinya.
Kak Bella yang dimaksud tidak lain adalah aktris Laudya
Cynthia Bella yang dishoot diam-diam ketika mandi ketika di
hotel di dekat lokasi syuting bareng. Itu tentu atas perintah
Pak Dodo yang memanfaatkan muridnya yang telah menjadi
budak seks ini.
“Hehehe…memang hoki punya koneksi artis, jadi bisa
menghubungkan ke artis lainnya, betul kan Yuki? Bapak yakin
dia akan nurut kalau ga mau bikin skandal, kita nanti bisa
threesome bareng hak…hak…hak!!” tawanya penuh
kemenangan.
Sumber :
POKER BEBE
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 Response to "Cerita Fantasi Sex dengan ARTIS"
Posting Komentar