Blogroll

Blogger news

Ku perkosa adik ku yang nakal...........

- Remaja Sange -
Nama saya adalah Tohir Simanjuntak,
seorang anak smu yang doyan banget nge-
seks dan jilatin memek seorang cewek. Aq
punya adik cewek yang namanya Fina
angelina. Aku dan adikku adalah anak orang
kaya. Jika aku kelas 3 Smu, fina adikku saat
ini duduk di kelas 3 smp mau lulus. Fina di
sekolahnya termasuk gadis, cewek yang
sangat populer karena kecantikan dan
kemolekan tubuhnya. Aq sebagai seorang
kakaknya selalu membayangkan jika adikku
yang manis dan cantik itu aku setubuhi
sendiri. Pasti kontolku bakalan nut-nutan.
Singkat kata, adikku fina memang seorang
gadis yang sangat cantik dan merupakan
kebanggaan orang tuaku. Selain itu dia juga
sangat pandai membawa diri di hadapan
orang lain sehingga semua orang
menyukainya. Namun di balik semua itu,
sang “putri” ini sebetulnya tidaklah perfect.
Kepribadiannya yang manis ternyata hanya
topeng belaka. Di dunia ini, hanya aku,
kakak laki-lakinya, yang tahu akan
kepribadiannya yang sesungguhnya. Kedua
orang tuaku yang sering keluar kota untuk
berbisnis selalu menitipkan rumah dan
adikku kepadaku. Tapi mereka tidak tahu
kalau aku kesulitan untuk mengendalikan
adikku yang bandelnya bukan main. Di
hadapanku, dia selalu bersikap
membangkang dan seenaknya. Bila aku
berkata A, maka dia akan melakukan hal
yang sebaliknya. dan tak jarang dia ber-
acting di depan orang tuaku yang membuat
aku terlihat bodoh di depan mereka.
Pokoknya aku sungguh kewalahan untuk
menanganinya.
Suatu hari, semuanya berubah drastis. Hari
itu adalah hari Sabtu yang tak akan
terlupakan dalam hidupku. Pada akhir
minggu itu, kedua orang tuaku sedang
berada di luar kota untuk urusan bisnis.
Mereka akan disana selama tiga minggu.
Kebetulan, aku dan adikku juga sedang
liburan panjang. Sebetulnya kami ingin ikut
dengan orang tua kami keluar kota, tapi
orang tuaku melarang kami ikut dengan
alasan selain untuk urusan bisnis, kedua
orang tuaku ingin menghabiskan waktu
bersama lebih banyak tanpa gangguan
anak-anaknya yang sudah mulai beranjak
dewasa. Mau bulan madu kedua kali.
Biarpun adikku kelihatan menurut, tapi aku
tahu kalau dia sangat kesal di hatinya.
Setelah mereka pergi, aku mencoba untuk
menghiburnya dengan mengajaknya nonton
DVD baru yang kubeli yaitu Harry Potter and
the Order of Pheonix. Tapi kebaikanku
dibalas dengan air tuba. Entah bagaimana
mulanya acara nonton bareng itu berakhir
dengan pertengkaran. Bahkan kali ini dia
sudah berani memaki-maki aku dengan
kata-kata kotor. Aku tak tahu dari mana dia
belajar berbicara seperti itu. Walau aku tahu
emosi dia hari itu adalah bentuk dari
kekesalannya karena tidak bisa ikut liburan
dengan orang tuaku, tetap saja bahasanya
telah kelewat batas.
Ini adalah penghinaan terakhir yang bisa
kuterima. Aku tak bisa lagi mentoleransi
sifat buruknya itu. Akupun menonton DVD
sendirian di ruang tamu. Tapi pikiranku
tidaklah fokus ke film, melainkan bagaimana
caranya membalas perbuatan adikku. Di
rumah memang cuma ada kami berdua.
Orang tua kami berpendapat bahwa kami
tidak memerlukan pembantu dengan alasan
untuk melatih tanggung jawab di keluarga
kami. Selintas pikiran ngawur pun melintas
di benakku. Aku bermaksud untuk
menyelinap ke kamar adikku nanti malam
dan memfoto tubuh telanjangnya waktu
tidur dan menggunakannya untuk memaksa
adikku agar menjadi adik yang penurut.
Malam itu, jam menunjukan pukul sebelas
malam. Aku pun mengedap di depan pintu
kamar adikku. Daun telingaku menempel di
pintu untuk memastikan apa adikku sudah
tertidur. Ternyata tidak ada suara TV
ataupun radio di kamarnya. Memang
biasanya adikku ini kalau hatinya sedang
mengkal, akan segera pergi tidur lebih awal.
Akupun menggunakan keahlianku sebagai
mahasiswa jurusan teknik untuk membuka
kunci pintu kamar adikku. Kebetulan aku
memang mempunyai kit untuk itu yang
kubeli waktu sedang tour ke luar negeri. Di
tanganku aku mempunyai sebuah kamera
digital.
Di kamar adikku, lampu masih terang
karena dia memang tidak berani tidur dalam
kegelapan. Akupun berjalan perlahan
menuju tempat tidurnya. Ternyata malam itu
dia tidur pulas terlentang dengan
mengenakan daster putih. Tanganku
bergerak perlahan dan gemetar menyingkap
dasternya ke atas. Dia diam saja tidak
bergerak dan napasnya masih halus dan
teratur. Ternyata dia memakai celana dalam
warna putih dan bergambar bunga mawar.
Pahanya begitu mulus dan aku pun bisa
melihat ada bulu-bulu halus menyembul
keluar di sekitar daerah vaginanya yang
tertutup celana dalamnya.
Kemudian aku menggunakan gunting dan
menggunting dasternya. Aku tak mau ambil
resiko memaksa membuka bajunya secara
normal yang mungkin akan
membangunkannya. Akhirnya bagian
payudaranya terlihat. Di luar dugaanku,
ternyata dia tidak mengenakan kutang.
Payudaranya tidak begitu besar, mungkin
ukuran A, tapi lekukannya sungguh indah
dan menantang. Jakunku bergerak naik
turun dan akupun menelan ludah melihat
pemandangan paling indah dalam hidupku.
Kemudian dengan gemetar dan hati-hati,
aku pun membuka celana dalamnya. Adikku
masih tertidur pulas. Aku tak percaya dia
belum terbangun sama sekali.
Pemandangan indah segera terpampang di
hadapanku. Sebuah hutan kecil yang tidak
begitu lebat terhampar di depan mataku.
Sangking terpesonanya, aku hanya bisa
berdiri untuk sekian lamanya memandang
dengan kamera di tanganku. Aku lupa akan
maksud kedatanganku kemari. Sebuah
pikiran setanpun melintas, kenapa aku harus
puas hanya dengan memotret tubuh adikku.
Apakah aku harus mensia-siakan
kesempatan satu kali ini dalam hidupku?
Apalagi aku masih perjaka ting-ting. Tapi
kesadaran lain juga muncul di benakku, dia
adalah adik kandungku., For God Sake.
Kedua kekuatan kebajikan dan kejahatan
berkecamuk di pikiranku.
Akhirnya, karena pikiranku tidak bisa
memutuskan, maka aku membiarkan “adik
laki-lakiku” di selangkangku memutuskan.
Ternyata beliau sudah tegang siap perang.
Manusia boleh berencana, tapi iblislah yang
menentukan. Kemudian aku meletakan
kamera di meja. Aku pun menggunakan kain
daster yang sudah koyak untuk mengikat
tangan adikku ke tempat tidur. Tangannya
ku ikat menyilang di atas kepalanya.
Sengaja aku membiarkan kakinya bebas
agar tidak menghalangi permainan setan
yang akan segera kulakukan. Adikku masih
juga tidak sadar kalau bahaya besar sudah
mengancamnya. Aku pun segera membuka
bajuku dan celanaku hingga telanjang bulat.
Kemudian aku menundukan mukaku ke
daerah selangkangan adikku. Ternyata
daerah itu sangat harum, kelihatan kalau
adikku ini sangat menjaga kebersihan
tubuhnya. Kemudian aku pun mulai menjilati
daerah lipatan dan klitoris adikku. Adikku
masih tertidur pulas, tapi setelah beberapa
lama, napasnya sudah mulai memburu.
Semakin lama, vagina adikku semakin
basah dan merekah. Aku sudah tak tahan
lagi dan mengarahkan moncong meriamku
ke lubang kenikmatan terlarang itu. Kedua
tanganku memegang pergelangan kaki
adikku dan membukanya lebar-lebar.
Ujung kepala penisku sudah menempel di
bibir vagina adikku. Sejenak, aku ragu-ragu
untuk melakukannya. Tapi aku segera
menggelengkan kepalaku dan membuang
jauh keraguanku. Dengan sebuah sentakan
aku mendorong pantatku maju ke depan dan
penisku menembus masuk vagina yang
masih sangat rapat namun basah itu.
Sebuah teriakan nyaring bergema di kamar,”
Aaaggh, aduh….uuuhh, KAK ADI, APA YANG
KAULAKUKAN??” Adikku terbangun dan
menjerit melihatku berada di atas tubuhnya
dan menindihnya. Muka adikku pucat pasi
ketakutan dan menahan rasa sakit yang luar
biasa. Matanya mulai berkaca-kaca.
Sedangkan pinggulnya bergerak-gerak
menahan rasa sakit. Tangannya berguncang
mencoba melepaskan diri. Begitu juga
kakinya mencoba melepaskan diri dari
pegangannku. Namun semua upaya itu
tidak berhasil. Aku tidak berani berlama-
lama menatap matanya, khawatir kalau aku
akan berubah pikiran. Aku mengalihkan
pandangan mataku ke arah selangkangan.
Ternyata vagina adikku mengeluarkan darah,
darah keperawanan.
Aku tidak menghiraukan semua itu karena
sebuah kenikmatan yang belum pernah
kurasakan dalam hidupku menyerangku.
Penisku yang bercokol di dalam vagina
adikku merasakan rasa panas dan kontraksi
otot vagina adikku. Rasanya seperti disedot
oleh sebuah vakum cleaner. Aku pun segera
menggerakan pinggulku dan memompa
tubuh adikku. Adikku menangis dan
menjerit:” Aduhh..aahh..uuhh..am..pun..ka
k…lep..as..kan..pana ss…sakitt!!”
“Kak..Adii..mengo..uuhh..yak.. aduh…
tubuhku!!! ” Aku tidak tahan dengan
rengekan adikku, Aku segera menggunakan
celana dalam adikku untuk menyumpal
mulutnya sehingga yang terdengar hanya
suara Ughh..Ahhh.
Setelah sekitar lima belas menit, adikku
tidak meronta lagi hanya menangis dan
mengeluh kesakitan. Darah masih
berkucuran di sekitar vaginanya tapi tidak
sederas tadi lagi. Aku sendiri memeramkan
mata merasakan kenikmatan yang luar
biasa. Aku semakin cepat menggerakan
pinggulku karena aku merasa akan segera
mencapai klimaksnya. Sesekali tanganku
menampar pantat adikku agar dia
menggoyangkan pinggulnya sambil berkata:’
Who is your Daddy?” Sebuah dilema muncul
di pikiranku. Haruskah aku menembak di
dalam rahim adikku atau di luar? Aku tahu
kalau aku ingin melakukannya di dalam, tapi
bagaimana bila adikku hamil? Ahh… biarlah
itu urusan nanti, apalagi aku tahu di mana
ibuku menyimpan pil KBnya. Tiga menit
kemudian..crott..crottt..akupu n
menembakan cairan hangat di dalam rahim
adikku. Keringat membasahi kedua tubuh
kami dan darah keperawanan adikku
membasahi selangkangan kami dan sprei
tempat tidur.
Aku membiarkan penisku di dalam vagina
adikku selama beberapa menit. Kemudian
setelah puas, aku mencabut keluar penisku
dan tidur terlentang di samping adikku. Aku
kemudian membebaskan tangan adikku dan
membuka sumpalan mulutnya. Kedua
tanganku bersiap untuk menerima amukan
kemarahannya. Namun di luar dugaanku,
dia tidak menyerangku. Adikku hanya diam
membisu seribu bahasa dan masih
menangis. Posisinya masih tidur dan hanya
punggungnya yang mengadapku. Aku
melihat tangannya menutup dadanya dan
tangan lainnya menutup vaginanya. Dia
masih menangis tersedu-sedu.
Setelah semua kepuasanku tersalurkan, baru
sekarang


Sumber :


POKER BEBE
www.pokerbebe.com


0 Response to "Ku perkosa adik ku yang nakal..........."

Posting Komentar